Minggu, 19 Februari 2012

Pemanfaatan Air Hujan

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

I. Pendahuluan
Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian  masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang  sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya bermuara di laut. Air  hujan yang jatuh ke bumi tersebut menjadi sumber air bagi makhluk hidup.
Curah hujan di wilayah Indonesia cukup tinggi, yaitu 2.000 – 4.000  mm/tahun dapat menjadi sumber air bersih, tetapi sering  menimbulkan banjir pada musim penghujan, karena air hujan tidak dapat meresap ke tanah seiring dengan menurunnya daerah resapan.
Di sisi lain dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka kebutuhan  air bersih meningkat, diperkirakan pemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan penduduk sebesar 100 liter/ hari/orang.
Pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan menimbulkan dampak  negatif antara lain: intrusi air laut, penurunan muka air tanah,  amblesan tanah (land subsidence) yang menyebabkan genangan banjir  dimusim penghujan. Sementara itu alih fungsi lahan pada daerah  resapan akan menurunkan resapan air hujan, sehingga terganggunya ketersedian air bersih.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka perlu  dipertahankan kesetimbangan melalui proses pengambilan dan  pengisian air hujan (presipitasi dan infiltrasi) dengan meresapkan ke  dalam pori-pori/rongga tanah atau batuan, serta dilakukan upaya konservasi air.
Prinsip dasar konservasi air adalah mencegah atau meminimalkan air  yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal  mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah  hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir ke  laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air  kembali meresap ke dalam tanah (groundwater recharge) melalui  pemanfaatan air hujan dengan cara membuat kolam pengumpul air  hujan, sumur resapan dangkal, sumur resapan dalam dan lubang  resapan biopori. Pemanfaatan air hujan dipengaruhi oleh beberapa  faktor antara lain curah hujan, nilai kelulusan batuan (konduktivitas  hidrolik), luas tutupan bangunan, muka air tanah, dan lapisan  akuifer. Agar dapat terimplementasikan pada masyarakat atau pengelola bangunan maka diperlukan tata cara pemanfaatan air hujan.
II. Tata Cara Pembuatan Kolam Pengumpul Air Hujan, Sumur Resapan dan Lubang Resapan Biopori
A. Kolam Pengumpul Air Hujan
1. Kolam Pengumpul Air Hujan di atas Permukaan Tanah
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. muka air tanah dangkal < 1 m;
  2. jenis tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi rendah seperti lempung dan liat; atau
  3. kawasan karst, rawa, dan/atau gambut.
b. Konstruksi
  1. membuat saluran air dari talang bangunan (dengan bahan PVC) ke dalam kolam pengumpul air hujan;
  2. membuat kolam pengumpul air hujan dari beton, batu bata,  tanah liat atau bak fiber/aluminium, dilengkapi dengan  saluran pelimpasan keluar dari kolam pengumpul air hujan; dan
  3. membuat penutup kolam pengumpul air hujan.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan talang dan saluran air dari kotoran seperti ranting, dedaunan agar tidak tersumbat; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas air di dalam kolam pengumpul air (bila perlu).
2. Kolam Pengumpul Air Hujan di bawah Permukaan Tanah
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. daerah bebas banjir;
  2. muka air tanah dangkal > 2 m;
  3. keterbatasan ruang di atas tanah; dan/atau
  4. daerah dengan ketinggian permukaan tanah minimal di  atas 10 m di atas permukaan laut dengan luas lahan terbatas.
b. Konstruksi
  1. membuat saluran air (PVC) dari talang bangunan ke dalam kolam pengumpul air hujan;
  2. membuat kolam pengumpul air hujan dari beton, batu bata,  atau bak fiber/aluminium dilengkapi dengan saluran  pelimpasan keluar dari kolam pengumpul air hujan. Apabila  kolam pengumpul tersebut dimanfaatkan untuk keperluan  sehari-hari maka dapat dilengkapi dengan pompa air yang diletakkan pada permukaan tanah; dan
  3. membuat penutup kolam pengumpul air hujan.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan talang dari kotoran seperti ranting, dedaunan agar tidak tersumbat; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas air di dalam kolam pengumpul air (bila perlu).
B. Sumur Resapan
1. Sumur Resapan Dangkal
Cara ini diperuntukkan bagi lokasi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. tinggi muka air tanah > 0,5 m; dan/atau
  2. berada pada lahan yang datar dan berjarak minimum 1 m dari pondasi bangunan.
  1. sumur resapan dangkal dibuat dalam bentuk bundar atau  empat persegi dengan menggunakan batako atau bata merah atau buis beton;
  2. sumur resapan dangkal dibuat pada kedalaman di atas  muka air tanah atau kedalaman antara 0,5 – 10 m di atas  muka air tanah dangkal dan dilengkapi dengan memasang  ijuk, koral serta pasir sebesar 25% dari volume sumur resapan dangkal;
  3. sumur resapan dangkal dilengkapi dengan bak kontrol  yang dibangun berjarak + 50 cm dari sumur resapan dangkal yang berfungsi sebagai pengendap;
  4. sumur resapan dangkal dan bak kontrol dilengkapi dengan  penutup yang dapat dibuat dari beton bertulang atau plat besi;
  5. membuat saluran air dari talang rumah atau saluran air di  atas permukaan tanah untuk dimasukkan ke dalam sumur  dengan ukuran sesuai jumlah aliran. Sumur resapan yang  sumber airnya dialirkan melalui talang bangunan tidak perlu membuat bak kontrol; dan
  6. memasang pipa pembuangan yang berfungsi sebagai  saluran limpasan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan bak kontrol dan sumur resapan dangkal  dengan mengangkat filter yang berupa ijuk, koral dan pasir  pada setiap menjelang musim penghujan atau disesuaikan dengan kondisi tingkat kebersihan filter; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui  kualitas air yang masuk ke dalam sumur resapan apabila  terdapat unsur-unsur tercemar. Parameter analisa air  tanah dapat mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan  Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
2. Sumur Resapan Dalam
  1. diutamakan di daerah land subsidence dan/atau daerah genangan;
  2. penurunan muka air tanah dalam kondisi kritis;
  3. ketinggian muka air tanah > 4 m; dan/atau
  4. sumur resapan dalam dapat dipadukan dengan sumur eksploitasi yang telah ada dan/atau yang akan dibuat.
b. Konstruksi
  1. sumur resapan dalam dibuat melalui pemboran dengan  lubang bor tegak lurus dan diameter minimal 275 mm (11 inch) untuk seluruh kedalaman;
  2. diameter pipa lindung dan saringan minimal 150 mm (6  inch);
  3. kedalaman sumur resapan dalam disesuaikan dengan kondisi akuifer dalam yang ada;
  4. bibir sumur atau ujung atas pipa lindung terletak minimal  0,25 m di atas muka tanah dan dilengkapi dengan penutup pipa;
  5. saringan sumur bor harus ditempatkan tepat pada  kedudukan akuifer yang disarankan untuk peresapan.  Apabila akuifernya mempunyai ketebalan lebih dari 3 m,  maka panjang minimal saringan yang dipasang harus 3 m, ditempatkan di bagian tengah akuifer;
  6. ruang antara dinding lubang bor dan pipa lindung di atas  dan di bawah pembalut kerikil diinjeksi dengan lumpur  penyekat, sehingga terbentuk penyekat-penyekat setebal 3  m di bawah kerikil pembalut dan setebal minimal 2 m di atas kerikil pembalut;
  7. ruang antara dinding lubang bor dan pipa jambang di atas  kerikil pembalut mulai dari atas lempung penyekat hingga  kedalaman 0,25 m di bawah muka tanah harus diinjeksi dengan bubur semen, sehingga terbentuk semen penyekat;
  8. di sekeliling sumur harus dibuat lantai beton semen  dengan luas minimal 1 m2, berketebalan minimal 0,5 m  mulai 0,25 m di bawah muka tanah hingga 0,25 m di atas muka tanah;
  9. sumur resapan dalam dilengkapi dengan 2 buah bak  kontrol yang dibuat secara bertingkat dengan  menggunakan batu bata, batako, atau cor semen secara  berhimpit berukur panjang 1 m, lebar 1,5 m, dan  kedalaman 1,5 m, dasar bak kontrol disemen; dan
  10. untuk bak penyaring, dibuat dengan kedalaman 1 m dan  diisi dengan pasir dengan ketebalan 25 cm, koral setebal  25 cm dan ijuk setebal 25 cm. Bak kontrol 2, dengan  kedalaman 1,5 m diisi dengan ijuk setebal 25 cm, arang  aktif setebal 25 cm, koral setebal 25 cm, dan ijuk setebal 25 cm.
c. Pemeliharaan
  1. membersihkan atau mengganti penyaring dari kotoran dan  endapan/lumpur yang menyumbat pada bak penyaring,  pada musim penghujan dan kemarau atau sesuai dengan keperluan; dan/atau
  2. melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui  kualitas air yang masuk ke dalam sumur resapan.  Parameter analisa air tanah dapat mengacu pada Peraturan  Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
C. Lubang Resapan Biopori (LRB)
a. daerah sekitar pemukiman, taman, halaman parkir dan sekitar pohon; dan/atau
b. pada daerah yang dilewati aliran air hujan.
2. Konstruksi
a. membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter  10 cm, kedalaman 100 cm atau tidak melampaui  kedalaman air tanah. Jarak pembuatan lubang resapan biopori antara 50 – 100 cm;
b. memperkuat mulut atau pangkal lubang dengan menggunakan:
  1. paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal 10 cm; atau
  2. adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm disekeliling mulut lubang.
c. mengisi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal  dari dedaunan, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
d. menutup lubang resapan biopori dengan kawat saringan.
3. Pemeliharaan
a. mengisi sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
b. memasukkan sampah organik secara berkala pada saat  terjadi penurunan volume sampah organik pada lubang resapan biopori; dan/atau
c. mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan  biopori setelah menjadi kompos diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan.
III. Kebutuhan Jumlah Kolam Pengumpul Air Hujan, Sumur Resapan dan Lubang Resapan Biopori
A. Jumlah Unit Kolam Pengumpul Air Hujan yang Diperlukan Berdasarkan Luas Tutupan Bangunan
B. Jumlah Unit Sumur Resapan Dangkal, Sumur Resapan Dalam dan  Lubang Resapan Biopori yang diperlukan berdasarkan Luas Tutupan Bangunan
C. Nilai Kelulusan Batuan (Konduktivitas Hidrolik) (m/hari) berdasarkan Jenis Batuan



Jumat, 17 Februari 2012

Save Our Planet (Cara Menyelamatkan Bumi)


Sebarkan Tip ini kepada tiap orang yang anda jumpai. Memang lidah tak bertulang, berbicara memang lebih mudah dibanding melakukannya. Padahal tanpa banyak bicarapun sebenarnya kita semua bisa ikut mengambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan
  • Jangan menggunakan listrik untuk penerangan atau peralatan kecuali jika anda benar-bnar sedang menggunakannya, jika tidak menggunakannya matikanlah !
  • Menggunakan lampu luorescent (neon) yang hemat energi.
  • Pergunakan penerangan, pembangkit listrik, unit-unit pemanas bertenaga surya.
  • Manfaatkan lebih banyak penerangan cahaya alam.
  • Pergunakan ventilasi yang struktural untuk penyejuk ruangan daripada menggunakan Air Condition (AC)
  • Pergunakan air dingin, bukan air panas.
  • Pastikan peralatan bertenaga listrik tetap efisien dan terawat dengan baik
  • Pengendalian penerangan, alat pendingin udara secara otomatis, misal dengan alat sensor cahaya
  • Pergunakan alat-alat pematul cahaya untuk menggantikan lampu penerangan.
  • Pergunakan film pelapis kaca atau rayban untuk mengurangi panas matahari.
  • Tanamlah tanaman sebanyak mungin di kebun anda untuk mengurangi karbondiosida.
  • Jangan membakar apa saja, bahkan rokok.
  • Lengkapi mobil atau motor anda dengan katalisator.
  • Jika anda menghentikan kendaraan dalam waktu yang tidak lama, jangan matikan mesin kendaraan anda.
  • Kurangi bawaan pada kendaraan anda untuk mengurangi beban, bahkan mengeluarkan sebatang pensil dari kendaraanpun akan membantu.
  • Jangan membuang sesuatu yang dapat di daur ulang, seperti kaleng aluminium dan kertas. Simpan dan berikan pemulung untuk dijual kembali.
  • Meminimalisir penggunaan styrofoam (gabus sintetik) untuk bungkus makanan.
  • Lihat dan periksa kembali jika anda menggunakan aerosol, cat, AC, apakah mengandung khlorofluorokarbon (CFC).
  • Jangan beli barang apapun yang langsung dibuang sesudah dipakai sekali, jika ada barang sejenis yang dapat dibeli sebagai investasi jangka panjang.
  • Belilah produk yang anda sukai sehingga produk tersebut tidak perlu diganti sampai benar-benar rusak dan tidak dapat dipakai kembali.
  • Cobalah untuk tidak memiliki barang yang hanya memiliki nilai estetika saja.
  • Berhati-hati dengan barang plastik yang anda beli karena ada beberapa jenis plastik tidak dapat di daur ulang.
  • Bawalah tas anda sendiri jika hendak berbelanja yang terbuat dari kain atau kanvas untuk mengurangi produk plastik.
  • Katakan pada seseorang jika anda melihatnya membuang sampah secara sembarangan.
  • Jangan sekali-sekali memotong tanaman atau menebang pohon karena tetumbuhan membantu menyelamatkan bumi.
  • Sirami taman anda dengan air hujan, buat sistem tadah hujan.
  • Pergunakan air sehemat mungkin untuk mencuci kendaraan dan menyiram kebun anda.
  • Pisahkan sampah yang dapat di daur ulang dan tidak.
  • Jangan membuang sampah kedalam saluran air, terusan air, sungai dan laut.
  • Jangan gunakan bahan kimia terutama bahan detergen dan bahan pembersih yang mengandung phospat.
  • Pakailah bahan pengganti zat kimia dalam rumah misal jus lemon dicampur dengan garam,cuka dan amoniak.
  • Jangan menggunakan air lebih dari yang anda perlukan.
  • Apabila mungkin, air di daur ulang.
  • Jangan menggunakan air untuk membersihkan halaman jika dapat dibersihkan dengan sapu.
  • Pastikanlah agar keran bekerja dengan baik dan pergunakan pancuran yang mengalir pelan.
  • Periksa pembilas toilet berada dalam keadaan baik untuk menghindarkan pembilasan yang tidak perlu.
  • Simpan air bekas dan mesin cuci pakaian untuk mencuci kendaraan anda.
  • Biasakan meminum air dengan tidak menyisakan air dalam gelas.
  • Jangan melakukan perjalanan, kecuali anda terpaksa melakukannya.
  • Jangan melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, kecuali jika anda memang terpaksa.
  • Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan, karbon monoksida dan ongkos parkir.
  • Pergunakan sepeda, jika jarak yang ditempuh relatif dekat.
  • Pergunakan bahan bakar yang bebas timah (unleaded fuel)
  • Pergunakan bahan bakar beroktan rendah.
  • Mengkonversi mesin kendaraan anda untuk memakai gas alam yang dipadatkan.
  • Merawat mesin dengan teratur.
  • Pilih kendaraan yang menggunakan bahan bakar paling efisien.
  • Jika hendak mencetak (nge-print) periksa setting print terlebih dahulu, pergunakan cetak draft untuk menghemat tinta.
  • Pergunakan dibalik kertas yang telah terpakai untuk kebutuhan intern.
  • Jangan pergunakan gambar-gambar yang yang tidak dibutuhkan dalam sebuah tulisan, karena gambar membutuhkan tinta yang lebih.
  • Pilih jenis dan ukuran huruf yang standart.
  • Jangan mempergunakan pupuk yang mengandung zat kimia atau penyalahgunaan pestisida.
  • Pergunakan bahan kimia untuk tanaman herbisida dan fungisida seefisien mungkin.
  • Mulailah menanam tanaman dengan teknik hidroponik (ditanam tanpa menggunakan tanah dan hanya memberi gizi secukupnya di dalam air.
  • Untuk pedagang keliling, jangan menghidupkan alat-alat yang menimbulkan suara bising, kecuali untuk memberikan demonstrasi kepada konsumen.
  • Menghindarkan musik pengiring ditempat-tempat publik.
  • Jangan mengoperasikan peralatan pada jam-jam puncak istirahat.
  • Hindari memperdengarkan musik bersuara keras, sehingga mengaburkan bunyi pengumuman yang penting.
  • Pastikan bahwa peralatan benar-benar kedap suara dan diservis untuk memperkecil suara bising.
  • Pakailah alat penutup telinga jika bekerja pada mesin yang bersuara bising.
  • Pastkan agar produk yag menimbulkan suara mengeluarkan suara sekecil mungkin atau diisolasi.
  • Gunakanlah alat-alat musik pada tingkat suara yang wajar dan tidak memekakkan telinga.
  • Jangan menempel poster,atribut organisasi atau hal-hal yang berbau promosi di dinding atau tembok di area publik.
  • Hindari pemasangan tanda penunjuk atau rambu lebih dari satu sehingga orang tidak dibingungan dengan rambu itu.
  • Pasanglah reklame atau baliho pada tingkat kewajaran.
  • Jangan bangun pabrik yang menimbulkan pencemaran di daerah pemukiman.
  • Pastikan adanya prasarana yang memadai untuk pembuangan seluruh limbah.
  • Meminimalisir tingkat asap beracun dan limbah cair yang rendah.
  • Cari informasi dari pemerintah mengenai standar pencemaran udara dan air yang dapat diterima.
  • Pergunakan bahan bakar yang paling sedikit menimbulkan pencemaran.
  • Pergunakan teknologi pembersih atau anti pencemaran yang ada untuk menjaga agar prosesing pabrik anda menjadi bersih.
  • Hindarkan pemakaian bahan-bahan beracun, kecuali jika hal tersebut sangat diperlukan sekali.
  • Jangan menanam limbah beracun tanpa nasehat ahli.
  • Jangan membuang limbah beracun di luar pabrik anda.
  • Jangan membakar limbah industri di tempat terbuka. (Berbagai Sumber)
Apapun yang anda lakukan dan apapun yang anda beli, pikirkan apakah anda merusak lingkungan kita?
***
Dari Sahabat

Rabu, 08 Februari 2012

Sebuah Impian


Batu Besar


Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?" Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"


Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-ker ikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas,
"Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."
"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" "Belum!" sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?"
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."
"Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar" terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."
Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda? Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestin ya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah "Batu Besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."
IMPIAN = BATU BESAR

Pemanfaatan Sampah Stop Global Warming

PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL

Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak (wikipedia).
Sampah dapat berada pada setiap fase materi yitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi).
Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, dan sampah pertambangan. Sedangkan berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dll, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya plastik, botol, kaleng dll.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri, misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Hal ini lah yang menyebabkan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru kota.
Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota apalagi daerah di sekitar tempat penumumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.
Selain penumpukan di tempat pembuangan sementra (TPS), sampah pun akan semakin meningkat jumlah nya di tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan semakin bertumpuknya sampah di TPA-TPA, akan lebih berpeluang menimbulkan bencana seperti yang terjadi di salah satu TPA yang ada di Bandung beberapa tahun lalu. Bencana longsong yang terjadi di TPA tersebut terjadi karena adanya akumulasi panas dalam tumpukan sampah yang pada akhirnya menimbulkan ledakan yang sangat hebat. Karena ledakan inilah maka sampah-sampah tersebut longsor dan menimbun puluhan rumah serta pemiliknya. Tak kurang dari 100 orang meninggal karena peristiwa ini. Dari kejadian tersebut kita harus berfikir keras bagaimana agar bencana serupa tidak trjadi di TPA-TPA yang lainnya.
Selain dampak yang telah disebutkan tadi, secara tidak langsung sampah yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). Dari tumpukan sampah ini akan dihasilkan ber ton-ton gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas metana (CH4) dapat dirubah menjadi sumber energi yang akhirnya bisa bermanfaat bagi manusia. Sedangkan untuk gas karbondioksida (CO2), sampai saat ini belum ada pemanfaatan yang signifikan.
Akan tetapi proses perubahan gas metana (CH4) menjadi energi tetap saja menghadapi kendala diantaranya adalah kurangnya prospek dari segi ekonomi, yang akhirnya membuat perkembangannya masih tetap jalan ditempat dan entah kapan akan maju. Akibatnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari tumpukan sampah hanya dapat dibiarkan saja mengapung keudara tanpa bisa dimanfaatkan.
Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di TPA-TPA pun tidak hanya berasal dari penumpukan sampah-sampah saja. Tetapi berasala juga dari pembakaran-pembakaran sampah plastik yang di lakukan oleh pemulung. Para pemulung ini membakar sampah plastik untuk lebih memudahkan dalam memilih sampah-sampah yang tidak bisa dibakar seperti besi. Padahal dengan pembakaran ini akan sangat merugikan terutama bagi kesehatan masyarakat disekitar tempat pembakaran. Besarnya gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran tentu saja akan semakin meningkatkan temperatur di permukaan bumi ini. selain itu abu dari sisa pembakaran sampah akan menimbulkan gangguan pernafasan pada masyarakat sekitar.
Menurut Sumaiku selain menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dalam jumlah besar, pembakaran sampah akan menghasilkan senyawa yang disebut dioksin. Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD); (b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB). Racun udara dioksin akan berbahaya pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal. Dengan demikian pengurangan sampah dengan pembakaran lebih baik dihindari
Ada beberapa cara pengurangan sampah yang lebih baik dari pembakaran yaitu seperti yang diterangkan dalam web wahli. Ada empat prinsip yang dapat digunakan dalam menangani maslah sampah ini. Ke empat prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi:
  1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
  2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
  3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
  4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Sedangkan menurut Syahputra pola yang dapat dipakai dalam penanggulangan sampah meliputi Reduce, Reuse, dan Recycle, dan Composting (3RC) yang merupakan dasar dari penanganan sampah secara terpadu. Reduce (mengurangi sampah) atau disebut juga precycling merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah.
Reuse (menggunakan kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai. Apa saja barang yang masih bisa digunakan, seperti kertas-kertas berwarna-warni dari majalah bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik. Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti menghina.
Recycle (mendaur ulang) juga sering disebut mendapatkan kembali sumberdaya (resource recovery), khususnya untuk sumberdaya alami. Mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, misalnya kertas, alumunium, gelas dan plastik. Langkah utama dari mendaur ulang ialah memisahkar sampah yang sejenis dalam satu kelompok.
Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman. Di Jakarta, pembuatan kompos dilakukan dengan menggunakan sampah organik
Tentunya cari ini akan lebih baik digunakan dari pada dengan cara pembakaran. Karena selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas karbondioksida (CO2 ) yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik bagi masyarakat ataupun lingkungan. Seperti kata pepatah pencegahan penyakit akan lebih baik dari pada mengobatinya. Kata bijak ini juga bisa digunakan dalam strategi penanganan sampah yakni mencegah terbentuknya sampah lebih baik dari pada mengolah/memusnakan sampah. Karena bagaimanapun mengolah/ memusnahkan sampah pasti akan menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnakan. Jadi mari mulai sekarang kita bebenah diri untuk mengurangi hal-hal yang bisa membentuk sampah.

Jumat, 03 Februari 2012

Kisah Nyata Kehidupan: Pantang Menyerah!

Kisah Nyata Kehidupan: Pantang Menyerah!

Berikut ini adalah sebagian inspirasi dari “Self Efficacy”-nya Dr. Albert Bandura, sebagiannya lagi dari memungut di sana dan di sini. Semoga bermanfaat.
  • Abraham Lincoln berangkat ke medan perang sebagai kapten dan kembali sebagai prajurit. Kemudian, dia gagal sebagai pebisnis. Sebagai ahli hukum di Springfield, dia sangat tidak praktis dan temperamental untuk sukses. Dia beralih ke dunia politik dan kalah pada usaha pertamanya untuk menjadi anggota legislatif, kemudian kalah lagi dalam nominasi menjadi anggota konggres, kemudian gagal menjadi komisioner di General Land Office, kalah lagi dalam pemilihan senator tahun 1854, kalah lagi dalam pemilihan Wakil Presiden tahun 1856, dan kalah lagi dalam pemilihan senat 1858. Dia menulis kepada seorang temannya, “Saya sekarang adalah manusia hidup yang paling menderita. Jika apa yang saya rasakan dibagi rata kepada semua umat manusia, maka tak ada wajah yang ceria di muka bumi ini.”
  • Winston Churcill harus mengulang di sekolah dasar, dan saat ia memasuki sekolah berikutnya, Harrow, ia ditempatkan di bagian terendah di kelas terendah. Selanjutnya, ia gagal dua kali dalam ujian masuk Royal Military Academy at Sandhurst. Ia kalah dalam pemilihan anggota parlemen. Ia menjadi perdana menteri di usia 62 tahun. Ia kemudian menulis, “Never give in, never give in, never, never, never, never – in nothing, great or small, large or petty – never give in except to convictions of honor and good sense. Never, Never, Never, Never give up.”
  • Sigmund Freud menuai “Huuu…!” yang meriah saat pertama kali mempresentasikan idenya di hadapan masyarakat ilmiah Eropa. Ia kembali ke kantornya dan tetap menulis.
  • Guru-guru Thomas Alva Edison berkata, “dia terlalu tolol untuk belajar apapun.” Dia dipecat dari pekerjaan pertamanya karena “tidak produktif”. Sebagai penemu, Edison membuat 1.000 percobaan yang gagal sebelum menemukan bola lampu. Saat seorang wartawan bertanya kepadanya, “Apa rasanya gagal seribu kali?” Edison menjawab, “Saya nggak gagal seribu kali. Bola lampu ditemukan dengan seribu langkah.”
  • Albert Einstein tidak bisa bicara sampai berusia 4 tahun dan tidak bisa membaca sampai usia 7 tahun. Orangtuanya beranggapan bahwa dia abnormal. Salah satu gurunya mendeskripsikan Einstein dengan, “mentalnya terlalu lemot, tidak sosial, dan terus bertualang dalam impian bodoh.” Dia dikeluarkan dari sekolah dan ditolak masuk ke sekolah politeknik Zurich. Einstein sangat sedikit belajar bicara dan menulis. Ia bahkan sedikit sekali belajar matematika.
  • Louis Pasteur hanyalah murid rata-rata di sekolahnya. Ia ranking 15 dari 22 di kelas kimia.
  • Setelah audisi pertamanya, Sidney Poitier dinasehati oleh direktur casting, “mengapa kamu tidak berhenti menghamburkan waktu orang lain dan pergilah keluar sana jadi tukang cuci piring atau apalah gitu?” Saat itulah, ia memutuskan untuk membaktikan dirinya dalam dunia akting.
  • Henry Ford gagal dan bangkrut lima kali sebelum dia sukses dengan mobilnya.
  • Stan Smith ditolak menjadi ball boy untuk Davis Cup karena “terlalu aneh dan kikuk.” Dia tetap aneh dan kikuk, dan memenangkan Wimbledon dan US Open. Dan, delapan piala Davis.
  • RH Macy gagal dan bangkrut tujuh kali sebelum tokonya merajalela di New York.
  • Saat Bell Telephone Company jungkir balik di masa-masa awalnya, pemiliknya Alexander Graham Bell menawarkan seluruh haknya ke Western Union seharga 100,000 USD. Penawaran itu ditolak dengan balasan, “apa manfaatnya mainan elektronik yang ditawarkan perusahaan ini.”
  • Michael Jordan berkata, “Sepanjang karir Saya, Saya gagal 900 kali melempar bola. Saya kalah di hampir 300 pertandingan. 26 kali Saya dipercaya untuk melakukan lemparan kemenangan, dan gagal. Saya gagal dan gagal lagi di sepanjang hidup Saya. Itulah sebabnya Saya sukses.”
  • Walt Disney dipecat dari jabatannya sebagai editor di sebuah koran, sebab dianggap “tidak punya imajinasi dan tak punya ide bagus.” Dia bangkrut beberapa kali sebelum membangun Disneyland. Faktanya, taman bermain itu ditolak oleh kota Anaheim dengan alasan hanya akan mengundang manusia sampah dan gelandangan.
  • Saat pertama kali Jerry Seinfeld manggung sebagai pelawak profesional, dia melihat audience, terdiam kaku, dan lupa bahasa Inggris. Dia mencoba berjuang sekitar satu setengah menit sebelum didepak dari panggung. Dia kembali lagi malam berikutnya, dan menutup aksinya dengan applause yang sangat meriah.
  • 18 penerbit menolak menerbitkan buku Richard Bach. Macmillan akhirnya menerbitkan “Jonathan Livingston Seagull” di tahun 1970. Tahun 1975, 7 juta kopi buku itu beredar, hanya di Amerika saja.
  • Setelah peran pertamanya sebagai bellboy di film “Dead Heat on Merry-Go-Round”, Harrison Ford dipanggil wakil presiden studio film ke kantornya. “Duduklah nak,” ia berkata. “Saya akan bercerita. Saat pertama kali Tony Curtis tampil dalam film, perannya hanyalah mengantarkan sebuah kantong belanja. Kami melihatnya dan kami langsung tahu bahwa ia adalah bintang besar.” Ford membalas, “Saya kira Bapak melihatnya sebagai kurir kantong belanja.” Tuan wakil presiden berdiri dan berkata, “Kamu nggak ngerti juga ya, kamu nggak ngerti juga… sekarang minggat deh dari sini!”
  • Kepala sekolah Michael Cain berkata padanya, “Kamu bakal jadi pekerja di sepanjang hidup kamu.” Michael Cain mempekerjakan dirinya dan mendapatkan dua Academy Award.
  • Charlie Chaplin awalnya ditolak oleh berbagai studio di Hollywood sebab pantomimnya dianggap “nonsense”.
  • Di SMU, Robin Williams terpilih sebagai “Yang Paling Kecil Kemungkinan Suksesnya”.
  • Decca Records membatalkan kontrak rekaman The Beatles dengan alasan, “Kami tidak suka suara mereka. Grup band dengan gitar bakal segera punah.” Setelah itu, Columbia Records juga mendepak mereka.
  • Tahun 1954, Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry, memecat Elvis Presley setelah satu kali manggung. Mereka bilang ke Elvis, “Kamu nggak bakal kemana-mana, nak. Sebaiknya kamu kembali menjadi supir truk saja.”
  • Beethoven biasa memegang biola dengan cara yang aneh dan lebih memilih memainkan karyanya sendiri ketimbang memperbaiki tekniknya. Gurunya menyebut dia sebagai “komponis tanpa harapan”. Ia menulis lima simfoni terkenalnya, dengan telinga yang tuli total.
  • Sebuah dealer barang seni menolak Picasso saat ia ingin numpang berteduh menyelamatkan lukisannya dari guyuran hujan. Tak lama kemudian dealer itu bangkrut.
  • Van Gogh hanya berhasil menjual satu lukisan saja di dalam hidupnya. Itupun, dijual kepada saudara dari temannya seharga 400 franc (sekitar 50 USD). Ini tidak membuatnya berhenti untuk berkarya menghasilkan lebih dari 800 lukisan.
  • 12 penerbit menolak “Harry Potter” karya JK Rowlings sebelum sebuah penerbit kecil setuju menerbitkan “Harry Potter and The Philosopher’s Stone”.
  • “Komputer masa depan beratnya tidak akan lebih dari satu setengah ton.” (Popular Mechanics, meramalkan kemajuan ilmu pengetahuan, 1949.)
  • “Saya rasa, akan ada pasar dunia untuk sekitar lima komputer.” (Thomas Watson, chairman of IBM, 1943.)
  • “Saya sudah kemana-mana di negeri ini dan berbicara dengan orang-orang terbaik, dan Saya bisa meyakinkan Anda bahwa data processing adalah lelucon yang tak akan bertahan sampai akhir tahun.” (Editor kepala untuk buku bisnis di Prentice Hall, 1957.)
  • “Tapi apa bagusnya?” (Insinyur di divisi Advanced Computing Systems IBM, mengomentari microchip, 1968)
  • “Tidak ada alasan mengapa orang harus punya komputer di rumahnya.” (Ken Olson, president, chairman dan founder of Digital Equipment Corp, 1977.)
  • “Telepon ini terlalu merepotkan untuk dipertimbangkan sebagai alat komunikasi. Tak ada nilainya buat kita.” (memo rapat di Western Union, 1876.)
  • “Kotak musik tanpa kabel ini tak ada nilai komersialnya. Siapa sih yang mau membayar untuk lagu yang dikirim kepada orang yang tidak jelas?” (Kolega David Sarnoff saat menolak investasi di bidang radio sekitar tahun 20-an.)
  • “Siapa sih yang mau mendengar aktor berbicara?” (HM Warner, Warner Bros, 1927 sesaat sebelum era film bisu berakhir.)
  • “Mesin terbang yang lebih ringan dari udara. Itu mustahil banget.” (Lord Kelvin, president, Royal Society, 1895.)
  • “Kami lalu pergi ke Atari dan berkata, kami punya sesuatu yang istimewa, separuhnya menggunakan sparepart Anda, maukah Anda membiayai kami? Kami cuma mau mengerjakannya, nanti kami berikan seluruhnya kepada Anda. Bayar gaji kami, kami akan bekerja untuk Anda. Mereka bilang: nggak. Lalu kami pergi ke Hewlett-Packard; mereka bilang, kami tidak butuh Anda. Anda bahkan belum lulus kuliah.” (Steve Jobs, founder Apple Computer saat merayu Atari and HP agar mau berinvestasi untuk membuat PC.)
  • “Mengebor untuk minyak? Maksud kamu mengebor tanah untuk menemukan minyak? Gila luh!” (Tukang bor yang ditawari Edwin L Drake untuk mengebor minyak, 1859.)
  • “Pesawat terbang itu mainan bagus. Tapi nggak ada gunanya untuk militer.” (Marsekal Ferdinand Foch, Professor of Strategy, Ecole Superieure de Guerre.)
  • “Memory sebesar 640K sudah cukup untuk setiap orang.” (Bill Gates of Microsoft, 1981.)
  • 21 penerbit menolak novel humor Richard Hooker, M*A*S*H. Padahal dia mengerjakannya tujuh tahun.
  • 22 penerbit menolak buku James Joyce “The Dubliners”.
  • 27 penerbit menolak buku pertama Dr. Seuss, “To Think That I Saw It on Mulberry Street”
  • Jack London menerima enam ratus surat penolakan sebelum berhasil menjual kisah pertamanya.
  • Novelist kriminal Inggris John Creasey menerima 753 surat penolakan sebelum ia berhasil menerbitkan 564 buku.
  • William Saroyan mengumpulkan seribu penolakan sebelum berhasil menerbitkan “Way to not take a hint, Bill!”
  • Kolonel Harland Sanders ditolak ratusan kali, sebelum KFC-nya ngetop ke seluruh dunia.
  • Daniel Boone ditanya apakah dia pernah tersesat di tengah hutan. Boone menjawab, “nggak, tapi pernah sih kesasar tiga hari.”
  • John Milton menulis “Paradise Lost” selama 16 tahun setelah ia kehilangan penglihatannya.
  • Seorang profesor di MIT membuka kursus “Gagal”. Dia melakukannya, katanya, karena kegagalan adalah pengalaman yang lebih sering terjadi ketimbang sukses. Dalam sebuah interview seseorang bertanya kepadanya, apakah ada yang gagal dalam kursusnya itu. Ia berpikir sejenak dan kemudian berkata, “nggak sih, tapi ada dua yang tidak menyelesaikan.”
  • James Sastrowijaya dari Jakarta, ditolak 20 bank sebelum berhasil meyakinkan enam bank. Ia kemudian menjadi milyarder properti dengan modal nol rupiah.
  • Masbukhin si raja voucher, gagal bisnis berkali-kali sebelum menjadi “Karyawan Ber-Omzet Milyaran”.
  • Toko Roni Yuzirman di Tanah Abang terbakar. Ia kini makin berhasil dengan toko online, “Manet Vision”.
  • Seorang peserta seminar Tung Desem Waringin mengaku, “Tiga tahun yang lalu Saya adalah cleaning service di Golden Truly”. Sekarang, Saya punya Jaguar sendiri.
>>> Moral dari cerita diatas: YET, THEY DID NOT GIVE UP! <<<


Kamis, 02 Februari 2012

Sebelum Kamu Mengeluh


Menjadi Pemenang dalam Pertarungan

invisible Si Anto tak bisa melihat si Budi dengan kasat mata, sedangkan si Budi bisa melihat si Anto dengan jelas. Jika si Anto berperang dengan si Budi, manakah yang menang diantara mereka berdua?
Sederhana mengetahui jawabannya. Tentu si Budi yang menang, sebab si Budi bisa dengan jelas melihat si Aanto. Si Budi bisa dengan mudah dan kapan saja menyerang si Anto tanpa sepengetahuan si Anto.
Hal ini sejalan dengan prinsip energi. Kita ketahui bersama bahwa dunia dan isinya adalah hamparan energi. Ada energi yang tak terlihat (invisibel) dan ada energi yang terlihat (visibel). Energi invisibel dipelajari dengan menggunakan Fisika Quantum, sedangkan energi visibel menggunakan Fisika Newton.
hukum ketertarikanSalah satu prinsip energi adalah energi invisibel lebih berkualitas dari energi visibel. Semakin tak terlihat, semakin kuat energi itu. Fisika Quantum menjelaskan bahwa energi visibel berasal dari energi invisibel. Sesuatu yang terlihat itu berasal dari yang tak terlihat. Itulah kenapa dalam Fisika Quantum dikenal hukum LOA (Law of Attraction) yaitu Hukum Ketertarikan. Sebagaimana yang dijelaskan Rhonda Byine dalam bukunya The Secret: dalam alam pikiran (invisibel) negatif menarik negatif dan positif menarik positif. You are what you think.
Semakin sering kita memikirkan hal-hal negatif maka semakin kuat kita menarik kejadian-kejadian negatif dalam kehidupan kita. Sebaliknya, semakin sering atau fokus kita memikirkan hal-hal positif maka kita akan menarik hal-hal positif dalam hidup kita. Ingat, dijelaskan juga dalam Fisika Quantum bahwa pikiran kita memiliki frekuensi yang menarik keselerasan frekuensi dengan alam semesta (di luar diri kita) dan, energi mengalir ke titik fokus perhatian (sesuatu yang fokus).
Invisibel vs Invisibel
Kita sering membaca atau mendengar ujaran  bahwa amal tergantung niat. Betulah adanya. Karena niat merupakan sesuatu yang tak terlihat, maka punya kekuatan besar, memiliki energi yang besar. Banyak cerita-cerita keagamaan yang memaparkan tentang keajaiban niat dan keyakinan, itu benar adanya. Tak ada yang namanya kebetulan.
Alam ini dirancang oleh Sang Maha Pencipta dengan semua ketetapan hukum causalitas atau sebab-akibat. Jadi tak ada yang namanya kebetulan. Yang ada hanyalah kita tak memahami seperti apa mekanisme proses sebab-akibat itu terjadi. Munculah pernyataan jalan yang tak diduga-duga. Padahal semua itu ada dalam ketetapan Ilahi, sedangkan kita terbatas untuk memahami mekanisme dahsyat tersebut. Niat dan keyakinan itu energi invisibel. Semakin kokoh sebuah bangunan, tergantung kekuatan pondasinya, dan pondasi itu tidak terlihat. Semakin tinggi menjulang sebuah pohon, tergantung kekuatan akarnya, dan akar yang merambat jauh ke dalam tanah tidak terlihat.
Lebih dalam lagi, bahwa dzat Tuhan invisibel. Karena itu, Tuhan lebih kuat, bahkan Maha Kuat, karena Dialah pembuat energi, atau dalam istilah saya: Maha Energi.
Sahabat resensi, salah satu energi invisibel dan sangat merugikan kita adalah setan. Kembali ke analogi si Anto berperang melawan si Budi. Tentunya, si Budi-lah yang menang, karena si Budi bisa melihat si Aanto dan si Anto tak bisa melihat si Budi. Itulah kenapa kita sering kalah berperang melawan setan, karena setan bisa dengan jelas melihat kita, menyerang kita dari kanan, kiri, depan dan belakang tanpa kita sadari. Kita tak bisa melihat akslerasinya. Kita sering kalah. Ya iyalah, pertarungan menjadi tak seimbang: invisibel vs visibel. Kalah dan KO terus kita sama setan. Biar pertarungan menjadi seimbang, kita harus menggunakan pertarungan invisibel vs invisibel. Jika demikian, kita bisa punya peluang menang.
salatGunakanlah kekuatan invisibel kita, karena kita punya energi itu. Apa saja energi invisibel kita itu? buuuaanyak dan kuat-kuat. Energi-energi invisibel kita adalah niat yang tulus, doa, syukur, sabar, jujur, hati yang penuh cinta kasih terhadap semua makhluk dan selalu berpikir positif,dan beribadah.
Pernahkah dengar nasehat bijak tentang: perang yang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu? Hawa nafsu adalah salah satu setan besar. Jika pola peperangan kita dengan hawa nafsu kita ubah dengan pola peperangan invisibel vs invisibel, kita pasti menjadi pemenang. Minimal, pertempuran jadi seimbang. Repot jugakan kalau babak belur melulu? (hehehe).
Selamat memilih pola wahai para pemenang.

Berani Gagal - Lagu Motivasi


Pay It Forward

menolongSaat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film “PAY IT FORWARD” bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik kepada orang lain.
Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya, lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: “PAY IT FORWARD”
Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal.
Percobaanpun dimulai : Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman
keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor.
Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya “PAY IT FORWARD, MOM”
Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan :”PAY IT FORWARD, MOM”
Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan : “PAY IT FORWARD, SON”.
Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis kecil : “PAY IT FORWARD, SIR”
Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan:”PAY IT FORWARD”
Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah “PAY IT FORWARD” tersebut, jiwa kewartawanannya mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut.
Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, Si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di Televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di Televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih.
Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang Mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain.
Mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: “PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU (Teruskanlah itu kepada orang lain yang ada disekitarmu)”

Bagaimana Kami Kehilangan Harapan dan Cara Dapatkan Kembali

Harapan adalah kekuatan hidup yang membuat kita pergi dan memberi kita sesuatu untuk hidup. Harapan adalah bagian penting dari mengatasi masalah hidup dan menjaga ketahanan adalah wajah hambatan. Bahkan secercah harapan bahwa situasi kami akan berbalik dapat menjaga kita pergi.
Padahal, ketika kita mulai kehilangan harapan, hal-hal yang bisa tampak suram. Ketika kita mengalami resistansi konstan dan mencegah dari mencapai tujuan kita, kita dapat mulai merasa seperti ada apa-apa untuk hidup. Jika kita tidak bisa ke mana kita ingin dan tidak merasa mengendalikan hidup kita, apa gunanya?
Jika Anda atau orang lain yang merasa apatis dan lelah berjalan perlombaan tikus hidup Anda mungkin mulai kehilangan harapan. Dalam rangka membuka kemungkinan baru dan memenuhi untuk masa depan Anda, Anda mungkin perlu untuk memelihara harapan.
Di bawah ini merupakan adaptasi dari buku The Psychology of Hope oleh CR Snyder, pelopor terlambat dan besar di bidang psikologi positif.
Bagaimana kita kehilangan harapan

    
* Kurang harapan dari awal - Jika kita mengalami pengabaian dan tidak pernah dipelihara sebagai anak, kita mungkin tidak pernah mengembangkan pemikiran tingkat yang sehat penuh harapan. Kita mungkin tidak memiliki keyakinan dan mengatur ketahanan di tempat, dan hanya berjuang ketika hal-hal mencegah kita mencapai tujuan kita.

    
* Kehilangan koneksi - Ketika kita mengalami kerugian dari waktu ke waktu kita bisa mulai merasa putus asa. Rugi bisa datang dari perceraian, kematian perubahan, dan. Kita juga dapat mengalami kerugian yang tidak berwujud seperti pekerjaan atau aspek penting lainnya dari identitas kita. Ketika kita bertahan dan berkubang dalam kesedihan kita dari keputusasaan ini kehilangan dapat mengatur masuk

    
* Viktimisasi - Ketika kita dilecehkan dan diremehkan kita bisa mulai percaya bahwa hidup adalah bagaimana seharusnya. Kita dapat mulai merasa bahwa kita tidak memiliki kontrol atas apa yang terjadi pada kita dan bahwa hal-hal buruk akan selalu terjadi. Hal ini dapat berhubungan dengan perlakuan tidak adil dari prasangka dan diskriminasi.

    
* Burnout - Jika kita tidak merawat diri sendiri, kita bisa mendapatkan kelelahan dan kewalahan untuk titik di mana kehidupan tampaknya berjalan atas kami. Kita tidak lagi merasa mampu untuk mengelola tanggung jawab kami dan mengembangkan pandangan negatif dan sinis dari dunia dan lain-lain. Burnout dapat menyebabkan kita merasa kalah.
Bagaimana untuk memperbarui harapan
Dalam banyak berharap penelitian memeriksa, faktor utama yang memberikan kontribusi untuk tingkat kita harapan adalah pencapaian tujuan kita. Ketika kita mampu mencapai tujuan kita dan memiliki rasa dukungan dan validasi itu menanamkan harapan.
Dalam pengertian ini, memberdayakan diri Anda sendiri dengan menetapkan tujuan yang efektif adalah kuncinya. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatur dan mencapai tujuan Anda dan membawa harapan lebih ke dalam hidup Anda.
Prioritaskan tujuan
Ada begitu banyak bidang dalam kehidupan yang kita mungkin ingin melihat perbaikan, tapi kita tidak bisa melakukan semuanya sekaligus. Jadi, mencari tahu apa domain kehidupan yang Anda inginkan untuk mencapai tujuan, dan apa yang paling penting antara. Apakah Anda ingin memiliki hubungan yang lebih baik, mendapatkan pekerjaan, atau kesehatan fisik yang lebih baik? Pilih satu area untuk memulai dan menetapkan tujuan yang realistis bahwa Anda akan mampu mencapai.
Tetapkan Tujuan SMART
Agar tujuan untuk mengangkat dan menghidupkan kita kita perlu tujuan yang menantang dan memotivasi namun masih realistis. Sebuah singkatan yang baik untuk diikuti dalam rangka untuk tujuan menjadi efektif adalah "SMART."

    * Specific
    * Measurable
    * Action oriented
    * Realistic
    * Time bound

Pindahkan hambatan masa lalu
Ketika bekerja menuju tujuan kita ada kemungkinan akan beberapa situasi tak terduga yang terjadi. Kita harus siap untuk menghadapi hambatan dan kelemahan. Pertimbangkan apa penghalang Anda bisa lari ke dan bagaimana menjadi siap mengelola ini. Ketika mereka muncul Anda akan siap, punya rencana, dan tidak akan dapat menggunakan ini sebagai alasan untuk menyerah. Ini juga akan menjadi bantuan penting untuk keberhasilan tujuan Anda.
Kita perlu tahu di mana kita pergi, dan memiliki gagasan tentang bagaimana dan kapan kita akan ke sana. Dengan mencapai langkah-langkah kecil di sepanjang jalan Anda dapat memperbarui harapan dan terus meregangkan diri further.When kita memecah tujuan dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang harapan itu memberikan arah yang jelas dan kemajuan yang terukur yang dapat menjaga kita termotivasi dan harapan untuk masa depan yang sukses.

How We Lose Hope and How to Get it Back

Hope is the life force that keeps us going and gives us something to live for. Hope is a crucial part of dealing with life’s problems and maintaining resilience is the face of obstacles. Even a glimmer of hope that our situation will turn around can keep us going.
Though, when we begin to lose hope, things can seem bleak. When we run into constant resistance and are prevented from reaching our goals we can start to feel like there is nothing to live for. If we can’t get to where we want to be and don’t feel in control of our life, what’s the point?
If you or someone else is feeling apathetic and are tired of running the rat race of life you may be starting to lose hope. In order to open up new and fulfilling possibilities for your future, you may need to nurture hope.
Below is an adaptation from the book, The Psychology of Hope by C.R. Snyder, a late and great pioneer in the field of positive psychology.
How we lose hope
  • Lacking hope from the beginning – If we experienced neglect and were never nourished as a child, we may never have developed a healthy level of hopeful thinking. We might not have confidence and resilience set in place, and simply struggle when things prevent us from achieving our goals.
  • Loss of connections – When we experience loss over time we can start to feel hopeless. Loss can come from divorce, death, and change. We can also experience loss of intangibles like a job or other important aspects of our identity. When we hold on and wallow in our grief from these loses hopelessness can set in.
  • Victimization - When we are abused and belittled we can start to believe that is how life is supposed to be. We can begin to feel that we don’t have any control over what happens to us and that bad things will always occur. This can relate to unfair treatment from prejudice and discrimination.
  • Burnout - If we don’t take care of ourselves we can get exhausted and overwhelmed to a point where life seems to run over us. We no longer feel able to manage our responsibilities and develop a negative and cynical view of the world and others. Burnout can lead us to feel defeated.
How to renew hope
In much of the research examining hope, a major factor that contributes to our level of hope is the achievement of our goals. When we are able to reach our goals and have a sense of support and validation it instills hope.
In this sense, empowering yourself by setting effective goals is the key. Here is a few tips to set and achieve your goals and bring more hope into your life.
Prioritize goals
There are so many areas in life that we may like to see improvements, but we can’t do everything at once. So, figure out what domains of life you want to achieve goals in, and what’s most important between these. Do you want to have better relationships, get a job, or have better physical health? Pick one area to begin and set a realistic goal that you will be able to achieve.
Set SMART Goals
In order for goals to uplift and enliven us we need goals that are challenging and motivating yet still realistic. A good acronym to follow in order for goals to be effective is “SMART.
  • Specific
  • Measurable
  • Action oriented
  • Realistic
  • Time bound
Move past barriers
When working toward our goals there’s likely to be some unexpected situations that occur. We need to be ready to deal with obstacles and drawbacks. Consider what barrier you could run into and how to be prepared to manage these. When they arise you will be ready, have a plan, and won’t be able to use this as an excuse to give up. It will also be an important aid to the success of your goals.
We need to know where we’re going, and have an idea of how and when we’re going to get there. By achieving small steps along the way you can renew hope and continue to stretch yourself further.When we break down goals into short-term, mid-term, and long-term expectations it provides clear direction and measurable progress that can keep us motivated and hopeful for a successful future.