Ada sebuah keunikan yang dilakukan oleh seorang rajawali dewasa untuk
mengajarkan anak-anaknya terbang. Dengan menggoyangbangkitkan isi
sarangnya, induk rajawali mengajar anak-anaknya terbang meskipun cara
ini kelihatannya kejam.
Di atas bukit yang tinggi dan sulit
didaki, induk rajawali membuat sarangnya dengan ranting-ranting kecil
berduri dan melapisinya dengan bulu-bulu halus dan sejenis tumbuhan
kecil yang lembut untuk melindungi telur-telur dan anak-anaknya yang
akan menetas dari telur. Bayangkan betapa nyamannya anak-anak itu begitu
keluar dari cangkang telur. Dan di atas ketinggian itu merekan juga
dapat menikmati pemandangan alam yang indah dengan bebas, makan hanya
tinggal membuka mulut saja, dah tidur dalam kehangatan bulu-bulu
induknya. Semua kenyamanan itu membuat anak-anak rajawali malas untuk
pergi dari sarang itu, malas untuk belajar terbang dan malas untuk bisa
mencari makan sendiri. Oleh karena itulah induk rajawali terpaksa
bertindak tegas dengan membuat sarang itu tidak nyaman lagi dengan cara
menggoyangbangkitkan sarang itu, sehingga pada akhirnya anak rajawali
harus pergi dari sarangnya, menghindar dari tusukan duri, lalu
bertengger di tepi sarang untuk mengepak-ngepakan sayap.
Pada
akhirnya karena letih, tak jarang mereka terjatuh dari ketinggian, dan
saat itulah induk rajawali secepat kilat akan menopang mereka dengan
sayapnya.
Friends, ada kalanya “sarang” kita yang nyaman berubah
menjadi penuh duri, menjadi nggak nyaman lagi untuk “ditempati”.
“Sarang” itu bisa apa aja, mungkin kerjaan kita, mungkin studi kita,
bisa juga ketidaknyamanan itu terjadi di keluarga kita sendiri, di
hubungan persahabatan, pertemanan atau bahkan pacaran, atau ada di fisik
kita. Padahal di sisi yang lain perasaan kita tetap melayani Tuhan kok,
tetap doa kok, tetap saat teduh kok, tetep nyanyikan lagu rohani kok,
tapi kok jadi begini yah ?? Dan terkadang tanpa sadar sering kita
jadinya mempertanyakan eksistensi Tuhan, menanyakan “sebenarnya Tuhan
sayang nggak sih sama aku ?”, mempertanyakan mukjizat Tuhan, dan ngga
sedikit yang berakhir dengan menyalahkan Tuhan atas kehidupannya yang
jadi ngga nyaman itu.
Friends, jangan buru-buru deh menyalahkan
segala sesuatunya, apalagi mempertanyakan eksistensi, kasih dan
kesetiaan Tuhan. Tanpa kita tanya, kita juga udah pasti tau kok bahwa
kasih, kesetiaan dan kehadirian Tuhan tidak akan pernah berubah dahulu
sekarang dan sampai selamanya, tetap setia, tetap penuh kasih dan Maha
hadir. Klo memang kita sedang berada dalam kondisi nggak nyaman, ambil
saat teduh pribadi, waktu tenang untuk bisa merefleksikan paling tidak
apa yang udah terjadi hari ini, karena bisa jadi Tuhan sedang
“menggoyangbalikan sarang” kamu supaya kamu bisa “belajar terbang”.
Tuhan
sedang melatih kita supaya kita belajar “mengepak-ngepakan” sayap iman
kita. Iman untuk berkata “Terpujilah Tuhan” di saat yang menyenangkan
mungkin sering kita ucapkan, tetapi apakah kita bisa juga berkata hal
yang sama saat kita berada dalam ketidaknyamanan, saat kita lagi merasa
dijauhi, saat keluarga kita sedang bertengkar hebat, saat pekerjaan
belum ada satupun yang datang, saat bos di kantor bener-bener
mengesalkan, saat hati kita disakiti dengan orang terdekat, saat kita
dikhianati dengna orang terdekat, dan saat kita kehilangan orang yang
kita sayangi atau cintai. Bisakah kita mengatakan hal yang sama ?
Tuhan
sedang melatih sayap-sayap iman kita, seberapa besar iman kita untuk
percaya bahwa Tuhan memberikan yang terbaik, bahwa segala sesuatu indah
pada waktunya, bahwa kesabaran dan kesetiaan membuahkan hasil, dan bahwa
setiap doa kita di dengar.
Dan sesungguhnya saat Tuhan sedang
“menunggangbalikan” zona kenyamanan kita, ada sebuah pembelajaran dan
pendewasaan yang sedang Dia lakukan untuk kita, dan bukan saja Dia
melihat dari atas surga saja melihat kita berada dalam penderitaan, tapi
pada saatnya kita kelelahan karena mengepak-ngepakan sayap, dan
terjatuh dari ketinggian, dengan cepat dan sigap Tuhan akan slalu
menopang kita dan takkan membiarkan kita jatuh sampai tergeletak.
Percaya deh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar